Kalau kamu aktif di TikTok, Instagram, atau Twitter akhir-akhir ini, pasti udah sering banget nemu kata “berchandya” atau “bercyanda” berseliweran di mana-mana. Kadang muncul di caption lucu, meme absurd, atau bahkan jadi punchline di kolom komentar. Tapi, pernah nggak sih kamu kepikiran dari mana asal kata berchandya ini sebenarnya muncul?
Yap, ternyata meme ini punya asal yang kocak banget dan cukup “lokal”, tapi karena vibe-nya relatable dan gampang diplesetin, akhirnya jadi fenomena viral nasional. Yuk, kita bedah bareng-bareng asal-usul, arti, dan kenapa “berchandya” bisa segitunya meledak di internet!
1. Bermula dari Wawancara Mahasiswa Baru UGM
Segalanya bermula dari sebuah video wawancara mahasiswa baru (maba) Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diunggah di TikTok sekitar pertengahan tahun 2023. Dalam video itu, sang pewawancara, Danang Giri Sadewa, menanyakan pertanyaan simpel:
“Kok bisa keterima di UGM?”
Jawaban si mahasiswi, Abigail Manurung alias “Gege”, justru bikin netizen ngakak:
“Ber-chandya, ya…”
Cara dia ngomongnya yang santai, agak manja, dan disertai gesture malu-malu tapi pede banget itu langsung bikin video tersebut viral. Potongan suara “ber-chandya, ya~” jadi sound TikTok viral, di-remix, dijadiin meme, bahkan dijadikan “bahasa sehari-hari” netizen.
2. Dari Ucapan Lucu Jadi Bahasa Gaul Baru
Sebenarnya, kata “berchandya” nggak punya arti khusus — itu cuma bentuk plesetan dari kata “bercanda”. Tapi karena pengucapannya yang khas dan intonasi yang “gemas”, kata ini berkembang jadi istilah baru buat generasi muda di internet.
Kalimat “berchandya” akhirnya dipakai buat menandai kalau seseorang cuma bercanda, tapi dengan gaya yang lebay, lucu, dan sarkastik.
Misalnya:
- “Aku nggak iri kok liat mantan udah nikah… berchandya.”
- “Tugasnya dikumpulin besok? Tenang aja, udah selesai kok… berchandya.”
Intinya, kata ini dipakai buat nyindir, becanda, atau ngeles, tapi dengan nuansa kocak dan sedikit dramatis.
3. Faktor Kenapa “Berchandya” Bisa Meledak
Fenomena viral di dunia maya nggak terjadi begitu aja. Ada beberapa alasan kenapa “berchandya” bisa meledak dan jadi meme nasional dalam waktu super singkat:
a. Spontanitas dan Kejujuran
Kata itu muncul spontan, nggak dibuat-buat. Publik suka hal yang natural dan lucu tanpa niat dibuat viral.
b. Mudah Dipakai di Berbagai Konteks
“Berchandya” bisa nyatu di banyak situasi — dari flirting, sarkasme, sampai bercanda absurd.
c. Sound-nya Viral di TikTok
Begitu potongan suaranya diunggah ke TikTok, langsung rame dipake di ribuan video, baik buat lipsync, parodi, maupun remix lucu.
d. Khas Gen Z
Gen Z suka humor meta, absurd, dan ironically cringe. Dan “berchandya” pas banget dengan tone itu — unik, santai, dan agak ngelantur tapi lucu.
4. Dari Kata Jadi Meme: Evolusi Humor Internet
Begitu kata ini viral, meme-meme “berchandya” langsung membanjiri timeline. Orang-orang mulai bikin variasi seperti:
- “Berchandya dulu sebelum nugas.”
- “Aku nggak overthinking kok, berchandya aja.”
- “Cuma insecure dikit, berchandya.”
Nggak cuma di teks, banyak juga editan meme dengan wajah tokoh publik atau karakter film ditambah caption “berchandya” biar makin kocak. Bahkan, beberapa netizen bikin versi ekstremnya kayak “bercyandyaaaa” atau “berchandyaa syekalii~” biar makin lebay.
Akhirnya, istilah ini resmi naik level dari sekadar sound TikTok jadi ciri khas lelucon digital Indonesia tahun 2023–2024.
5. Makna Sosial di Balik Meme “Berchandya”
Meskipun lucu dan ringan, fenomena “berchandya” sebenernya ngasih gambaran menarik tentang cara generasi sekarang berkomunikasi.
a. Humor Sebagai Pelarian
Generasi digital sering pakai humor buat coping mechanism — buat nyembunyiin stres, overthinking, atau rasa canggung. Kata “berchandya” sering dipakai buat nutupin emosi serius dengan nada bercanda.
Contoh:
“Gue nggak galau kok liat dia nikah duluan… berchandya aja~.”
Padahal jelas-jelas galau.
b. Gaya Bahasa Fleksibel
Fenomena ini nunjukin kalau bahasa internet itu cair banget. Dari typo atau ucapan random, bisa jadi slang nasional dalam hitungan hari.
c. Sense of Belonging
Pakai kata yang lagi viral bikin orang ngerasa “nyambung” sama komunitas digital. “Berchandya” jadi semacam password budaya antar sesama pengguna media sosial.
6. Dari Meme Lokal Jadi Identitas Online
Lucunya, frasa ini bukan cuma dipakai di Indonesia. Beberapa akun luar negeri di TikTok bahkan mulai ikut-ikutan bikin parodi “berchandya”, lengkap dengan aksen lucu.
Fenomena ini ngasih bukti kalau meme lokal bisa menembus batas budaya, asal punya elemen humor yang universal — spontanitas dan ekspresi lucu.
Buat Gen Z Indonesia, “berchandya” sekarang udah jadi lebih dari sekadar lelucon — tapi juga ikon komunikasi ringan dan ironis.
7. Siapa Abigail Manurung, Sosok di Balik Meme
Banyak yang penasaran siapa cewek yang ngomong “berchandya”. Namanya Abigail Manurung, mahasiswa UGM yang sempat diwawancarai dalam konten TikTok tersebut.
Abigail sendiri udah sadar kalau frasa itu viral, dan dia merespons dengan santai di akun pribadinya. Katanya, dia cuma spontan menjawab, nggak nyangka bakal viral.
Sikapnya yang lucu dan chill justru bikin publik makin suka. Banyak netizen bilang kalau Abigail adalah contoh “icon accidental influencer” — seseorang yang viral tanpa niat, tapi tetap positif.
8. Akhirnya Jadi Bahasa Gaul Sehari-Hari
Sekarang, frasa “berchandya” udah menyebar jauh ke luar TikTok.
Di X (Twitter), banyak orang pakai buat punchline lucu. Di Instagram, muncul di caption foto dan reels. Bahkan di obrolan sehari-hari, kata ini udah sering dipakai.
Kayak:
- “Jangan serius-serius amat, berchandya dikit lah.”
- “Dia ngajak balikan, tapi berchandya nggak sih?”
- “Hidup udah keras, mari kita berchandya bareng.”
Yang awalnya cuma typo lucu, sekarang jadi bagian dari bahasa pop digital Indonesia.
9. Tapi Hati-Hati: Jangan Overuse!
Seperti tren internet lain, “berchandya” juga punya masa puncaknya. Banyak pengguna mulai bilang kalau istilah ini udah mulai “garing” karena terlalu sering dipakai di mana-mana.
Jadi, biar tetap lucu dan relevan, pakenya secukupnya aja — biar nggak kehilangan efek kocaknya.
FAQ Tentang Meme “Berchandya”
1. Apa arti sebenarnya dari “berchandya”?
Artinya sama kayak “bercanda”, tapi diucapkan dengan gaya lucu, manja, atau sarkastik.
2. Siapa pencetus kata ini?
Abigail Manurung, mahasiswa baru UGM, dalam wawancara viral di TikTok.
3. Kenapa bisa viral banget?
Karena spontan, lucu, dan mudah dipakai dalam berbagai konteks — dari sindiran sampai flirting.
4. Apakah “berchandya” punya arti negatif?
Nggak. Biasanya dipakai buat lucu-lucuan, tapi tergantung konteks bisa juga jadi sindiran halus.
5. Apakah ini cuma tren sementara?
Kemungkinan besar iya, karena tren bahasa internet cepat banget berubah. Tapi efeknya di budaya digital cukup besar.
6. Apakah boleh dipakai di konteks formal?
Kurang cocok. “Berchandya” lebih pas dipakai di percakapan santai antar teman.
Kesimpulan
Fenomena “berchandya” adalah bukti kalau humor digital bisa muncul dari hal paling random sekalipun. Dari satu momen kecil di wawancara kampus, berubah jadi bahasa gaul nasional.
Dan di tangan netizen kreatif, kata sederhana bisa jadi alat ekspresi yang mencerminkan karakter generasi muda — spontan, lucu, dan nggak takut tampil absurd.
Jadi, kalau kamu lagi pengen bercanda atau nyindir hal-hal serius dengan cara ringan, cukup satu kata:
Berchandya. Ya~